Blog
Interview Tips·

10 Kesalahan Jobseeker Ini Menghambat Pencarian Pekerjaan Baru

Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi interview adalah kesalahan jobseeker, karena ia tidak memanfaatkan kesempatan itu dengan baik.
10 Kesalahan Jobseeker Ini Menghambat Pencarian Pekerjaan Baru

Tanpa sadar, ada kesalahan jobseeker yang kerap dilakukan sehingga mengurangi visibilitas mereka di mata perekrut dan manajer. Memang, ada hal-hal yang di luar kontrol, tetapi kita dapat mengambil langkah spesifik untuk mendapatkan pekerjaan. Buat kita yang sedang mencari kesempatan baru, sebaiknya memahami bagaimana menghindari kesalahan.

12 Kesalahan Jobseeker Ini Menghambat Dalam Pencarian Pekerjaan Baru

1) Tidak memiliki kriteria

Jika tidak memiliki kriteria pekerjaan yang jelas, maka Anda akan sulit memilih posisi atau perusahaan. Tak jarang, kondisi itu membuat Anda melamar semua posisi yang sedang dibuka pada sebuah perusahaan, tetapi hal tersebut tampak tidak fokus bagi perekrut. Mereka akan melihat nama Anda ada setiap posisi dengan fungsi berbeda, padahal keterampilan dan pengalaman kerja Anda spesifik.

Sebaliknya, tetapkan kualitas ideal yang Anda cari dalam sebuah pekerjaan, termasuk peran yang ingin dilamar. Ini mencakup berbagai faktor, seperti lokasi kerja, peran, tanggung jawab, gaji, peluang peningkatan karier, hingga tujuan karier jangka panjang. Dengan memiliki serangkaian kriteria yang jelas, Anda dapat menyusun daftar pekerjaan potensial serta menjelaskan secara spesifik alasan melamar pekerjaan kepada perekrut dan hiring manager (user).

2) Membatasi pencarian loker

Kesalahan jobseeker yang lain adalah hanya melamar pekerjaan berdasarkan lowongan kerja yang tercantum di situs pencarian kerja dan laman perusahaan. Padahal Anda dapat bersikap proaktif dengan mencari peluang di komunitas yang tersebar di berbagai platform, berjejaring di kampus maupun seminar, serta media sosial. Langkah ini memungkinkan Anda mengetahui tentang posisi yang tidak diiklankan secara luas oleh perusahaan.

3) Hanya terpaku ke perusahaan besar

Tak masalah jika Anda berorientasi untuk bekerja di organisasi besar, tetapi tak ada salahnya untuk memperhitungkan perusahaan yang lebih kecil atau kurang dikenal di industri Anda bagian dari riset pekerjaan.

Jika terbuka untuk posisi di perusahaan tersebut, ada kemungkinan Anda menemukan lebih banyak peluang yang sesuai dengan kebutuhan personal dibandingkan dengan organisasi besar yang terkenal. Perusahaan lebih kecil akan menawarkan peluang untuk mengembangkan karier lebih besar kepada karyawan, terlebih jika bisnis semakin tumbuh dan luas.

4) Tidak ada profil daring

Jika tidak memiliki profil di situs jejaring profesional, pencarian kerja Anda akan lebih menantang, terutama saat mencari posisi yang memerlukan keterlibatan publik. Saat seseorang melamar pekerjaan, perekrut akan mencari nama tersebut secara daring. Jika mereka dapat menemukan profil Anda dengan mudah, maka hal itu membantu Anda maju dalam proses rekrutmen berikutnya.

Jadi, pastikan profil Anda diatur secara publik serta tersusun sesuai citra profesional yang Anda inginkan. Pertimbangkan untuk memfilter konten yang bersifat personal, yang tidak ingin diketahui oleh perekrut dan manajer.

5) Abaikan jaringan

Saat mencari pekerjaan, jangan mengabaikan jaringan di kampus atau saudara serta orang-orang seprofesi, karena mereka bisa berperan dalam proses rekrutmen Anda. Ini bukan sekadar memanfaatkan “orang dalam” tetapi banyak perusahaan yang memiliki program employee referral, sehingga karyawan dapat merekomendasikan koneksi atau orang terdekat untuk bekerja di perusahaan tersebut, tetapi mereka tetap menjalanakan prosedur rekrutmen.

“Salah satu kesalahan terbesar saat orang mulai mengirimkan banyak lamaran pekerjaan karena mereka melihat sesuatu dan berkata, "Wah, kedengarannya keren." Saya menanggapi dengan mengatakan jalin hubungan terlebih dahulu. Lakukan percakapan yang tidak transaksional. Ketahui apa yang sebenarnya mereka cari dan bagaimana hal itu sesuai atau tidak dengan apa yang sebenarnya Anda cari,” ujar Michael B. Horn, dosen di Harvard’s Graduate School of Education.

Mulai saat ini, tak ada salahnya untuk membangun hubungan dengan jejaring Anda, seperti menghadiri seminar atau lokakarya untuk bertemu orang-orang di industri yang sama atau terkoneksi dengan karyawan yang bekerja di perusahaan yang diminati. Selanjutnya, mintalah mereka untuk merekomendasikan Anda ke posisi yang terbuka atau memberi tahu jika mendengar tentang lowongan pekerjaan di perusahaan mereka.

6) Salah ketik

Kesalahan jobseeker yang tak kalah fatal adalah salah ketik, gaya bahasa kasual, desain warna-warni, dan/atau jenis fon kurang mencerminkan bidang profesional pada curriculum vitae (CV), portofolio, dan cover letter. Kesalahan tersebut menunjukkan bahwa Anda tidak perhatian terhadap detail, maka Anda wajib mengecek dokumen dan pastikan tak ada kesalahan pengetikan, gaya bahasa formal, dan desain profesional.

Dalam cover letter, coba tekankan pada:

  • Pengalaman dan keterampilan sesuai peran
  • Uraikan pengalaman atau keterampilan tertentu
  • Jelaskan keterampilan nonteknis secara spesifik, seperti komunikasi, kolaborasi atau teamwork

7) Tidak riset

Sebelum menghadiri wawancara, Anda wajib meriset tentang perusahaan dan peran yang dibutuhkan untuk menunjukkan minat terhadap mereka. Jika perekrut bertanya tentang perusahaan dan Anda tidak mengetahuinya, ini akan berpengaruh pada penilaian culture fit. Jadi, pahami visi, misi, dan nilai perusahaan sebelum menyambangi sesi wawancara serta meriset gaji rata-rata untuk posisi Anda, ini berguna mempersiapkan negosiasi gaji dan tunjangan.

8) Tidak siap interview

Tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi interview kerja adalah kesalahan besar. Pasalnya, perusahaan sudah memberikan kesempatan kepada Anda, tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik, seperti tidak mempelajari pertanyaan interview, menyepelekan pertanyaan yang diajukan oleh perekrut atau manajer, berpakaian tidak sesuai dengan budaya perusahaan, dan datang terlambat. Bila hal itu terjadi, di mana antusiasme Anda terhadap perusahaan atau peran tersebut.

9) Berbicara buruk tentang rekan kerja

Bila ada kesempatan membahas rekan kerja dan mantan atas saat wawancara, sebaiknya hindari memberikan komentar negatif tentang mereka karena perekrut akan menilai Anda tidak profesional. Sebaliknya, fokus pada pengetahuan dan keterampilan yang telah Anda pelajari dari pekerjaan sebelumnya, seperti mempelajari keterampilan teknis terbaru atau mengimplementasikan ilmu pelatihan ke dalam pekerjaan sebagai solusi.

10) Menindaklanjuti secara tidak tepat

Wajar jika Anda menindaklanjuti kabar kepada perekrut setelah wawancara. Namun, Anda akan menghadapi masalah jika caranya tidak tepat. Misalnya, bertanya melalui email atau pesan pendek secara berulang dan menelepon perekrut setiap hari untuk meminta kejelasan proses selanjutnya. Anda dapat bertanya tentang keputusan interview setelah lima atau tujuh hari.



Share