Tak hanya film atau series yang memerlukan storytelling, saat menghadapi wawancara kerja, kita juga membutuhkan storytelling interview. Tujuannya agar hiring manager (user) dan perekrut memahami keterampilan dan kebutuhan anggota baru sekaligus terkoneksi dengan tujuan bisnis.
Memang, mereka dapat bertanya berdasarkan CV dan portofolio Anda. Namun, bagaimana cara Anda menjawab dan menyajikan diri di hadapan mereka adalah pembeda utama dari kandidat lain. Mengapa mereka mengundang Anda untuk wawancara? Mereka ingin mengenal Anda lebih dekat, memverifikasi keterampilan bagaimana Anda menangani situasi, dan mengilustrasikan bagaimana mereka bekerja sama dengan Anda.
Inilah tantangannya, bagaimana Anda menunjukkan keterampilan dalam wawancara berdurasi 30-60 menit jika bukan dengan storytelling interview.
Apa Itu Storytelling Interview?
Storytelling interview mengacu pada teknik menggunakan narasi untuk menjawab pertanyaan, sehingga pengalaman yang diceritakan oleh kandidat lebih menarik dan berkesan bagi pewawancara.
Dengan teknik ini, Anda dapat merangkai cerita tentang pengalaman dan penggunaan keterampilan kerja untuk menciptakan koneksi dan membuat pewawancara bisa menggambarkan bagaimana kemampuan orang yang dihadapinya. Pendekatan ini membantu kandidat lebih menonjol, karena Anda dapat meninggalkan kesan positif.
Namun, storytelling bukan sekadar alat berbicara. Ini adalah jembatan yang menghubungkan pengalaman masa lalu dengan potensi masa depan Anda di calon perusahaan. Dengan bercerita, Anda dapat “menghidupkan” CV tentang apa, mengapa, dan bagaimana Anda melakukannya, lalu apa yang dipelajari dari setiap peran yang pernah Anda lalui.
Di wawancara kerja, terdapat istilah airport test, yakni kondisi di mana perekrut dan hiring manager (user) akan menghabiskan waktu bersama saat terjebak di bandara selama berjam-jam.
Oleh karena itu, perusahaan akan menerima orang-orang yang “terhubung” dengan mereka, selain mempertimbangkan kemampuan dan pengalaman kerja. Istilah lainnya ialah mereka merekrut orang-orang yang “sefrekuensi” meski tak selamanya mereka berada dalam “getaran gelombang” yang sama.
Inilah yang dimaksud oleh user dan perekrut tentang kesesuaian (fit), seperti culture fit. Mengapa pemberi kerja harus menerima seseorang yang memiliki kesesuaian dari segala sisi? Karena mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan rekan kerja dibandingkan dengan keluarga.
Next: 7 Contoh Jawaban Dalam Storytelling Interview
4 Elemen Menyusun Cerita agar Pewawancara Terhubung
Storytelling tak sekadar menyampaikan fakta, tetapi juga emosi sehingga membuat pengalaman dan keterampilan kerja Anda lebih berkesan. Yang perlu Anda ingat adalah hampir semua pertanyaan behavioral interview dapat dijawab melalui storytelling.
Jika Anda mampu menghasilkan empat atau lima pengalaman yang menunjukkan dua atau tiga keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan, maka Anda akan memiliki materi untuk menjawab pertanyaan perekrut atau user. Jadi, wawancara kerja bukan lagi tentang menghafal jawaban, tetapi lebih mendengarkan pertanyaan dengan saksama dan menunjukkan keterampilan Anda dalam sebuah cerita.
Bagaimana menyusun cerita agar pewawancara terhubung dengan pengalaman dan keterampilan Anda? Anda perlu mempertimbangkan empat elemen ini.
1. Memiliki fakta
Anda perlu memiliki fakta yang berisi pengalaman dan kemampuan nyata yang benar-benar Anda miliki. Ingat, jangan coba-coba berbohong dalam bentuk apa pun. Ceritakan apa yang Anda lakukan, kapan, mengapa, di mana hal itu terjadi, bagaimana jika ada masalah dan solusi penanganannya, dan apa hasilnya.
2. Berikan “warna”
Tentukan latarnya dan berikan sedikit “warna” mengenai orang-orang yang terlibat, situasi atau lingkungan kerja, dan ekspektasi yang diharapkan dari bisnis (marketing campaign, tujuan bisnis, atau pencapaian penjualan). Anda juga dapat menggunakan metafora untuk memberikan konteks sekaligus memperkuat cerita yang deskriptif.
3. Siapkan tantangan
Cerita yang bagus memiliki ketegangan, dalam wawancara kerja, ketegangan dapat diartiken dengan tantangan. Menceritakan hal ini akan mengombinasikan situasi, orang-orang yang terlibat, dan masalah yang dihadapi. Susun cerita apa tindakan Anda dan tim untuk menyelesaikan masalah serta bagaimana berkolaborasi guna mencapai tujuan.
4. Bicarakan hasil
Ceritakan hasil dan dampak yang Anda capai terhadap tim, baik pencapaian maupun pembelajaran. Anda juga bisa membahas masalahnya yang berhasil diselesaikan dan langkah untuk mengantisipasi kendala di masa depan. Jika memungkinkan hubungkan masalah yang terjadi dan penyelesaiannya berhubungan dengan posisi yang dilamar agar pewawancara menilai relevansi tenaga kerja yang mereka butuhkan dengan kemampuan Anda.
Next: Kenali Behavioral Interview agar Lancar Jalani Wawancara Kerja
Kiat Membuat Storytelling Interview Menarik
Mengingat cerita membentuk cara orang lain memandang kita, maka ciptakan koneksi emosional dan bantu mereka mengingat informasi penting. Beberapa kiat yang bisa Anda terapkan dalam storytelling interview antara lain:
- Bersikaplah autentik, gunakan pengalaman hidup yang mencerminkan nilai-nilai dan perjalanan karier Anda
- Sesuaikan cerita Anda agar selaras dengan kualifikasi yang dibutuhkan serta nilai dan budaya perusahaan
- Ceritakan pengalaman dengan jelas, fokus, dan ringkas atau hindari detail yang tidak perlu
- Perhatikan isyarat, baik verbal dan nonverbal dari pewawancara
- Latihan interview untuk memperbaiki penyampaian Anda dan memastikan cerita mengalir secara alami
Bercerita dalam wawancara kerja bukan seperti menyampaikan data-data semata, tetapi cerita yang terstruktur dengan baik menumbuhkan kepercayaan dan keterlibatan para pendengar. Jika Anda sedang mencari informasi terkini tentang peluang kerja, kunjungi laman ini.


