Blog
Recruitment and Selection·

Mencari Kerja Di Dalam atau Luar Negeri, Pilih Mana?

Bagi angkatan kerja terkini, terdapat opsi mencari kerja di dalam maupun luar negeri yang memberikan kompensasi yang menjanjikan.
Mencari Kerja Di Dalam atau Luar Negeri, Pilih Mana?

Bagi angkatan kerja terkini, terdapat opsi mencari kerja di dalam maupun luar negeri. Terlebih jika keterampilan kita dibutuhkan oleh perusahaan di luar negeri, tetapi pekerjaannya dapat dilakukan secara jarak jauh. Ini, kan, yang kita inginkan?

Pada dasarnya, bekerja di dalam atau luar negeri sama saja. Kita harus mengupayakan mata pencaharian yang selaras dengan keterampilan serta pengalaman terhadap peran. Kita pun tetap perlu mengikuti proses rekrutmen sebelum memperoleh pekerjaan baru. Perbedaannya adalah bekerja di luar negeri akan sistem kerja dan lokasi.

Gen Z Berpotensi Mencari Kerja Ke Luar Negeri

Berdasarkan BPS, jumlah generasi muda usia 15–24 tahun atau mereka yang tergolong gen z tidak bekerja, tidak sedang dalam pendidikan, dan tidak menjalani pelatihan (not in employment, education, and training/NEET) mencapai 9.896.019 orang pada Agustus 2023. Dengan kata lain, hasil ini setara dengan 22,25 persen dari total penduduk usia muda di Indonesia.

Bila kelompok NEET dibagi menurut usia, mereka yang berumur 15–19 tahun sebanyak 3,44 juta dan umur 20–24 tahun berjumlah 6,46 juta orang. Untuk tingkat pendidikan, mereka telah menyelesaikan:

SMA: 3,57 juta orang

SMK: 2,29 juta orang

SMP: 1,84 juta orang

SD: 1,63 juta orang

Diploma: 108.464 orang

Universitas: 452.713 orang

Mereka yang masuk dalam kategori NEET karena seperti putus asa, disabilitas, kurang akses transportasi dan pendidikan, keterbatasan finansial, kewajiban rumah tangga, dan alasan lain. Padahal negara ini mengalami bonus demografi, di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk.

Diperkirakan penduduk Indonesia pada 2032 mencapai 300 juta atau bertambah 100 juta dari 1998. Bahkan jumlah penduduk diperkirakan 324 juta pada 2045. Idealnya, peningkatan populasi diikuti dengan penambahan produktivitas secara signifikan. Untuk menunjang upaya tersebut, pemerintah harus memfokuskan pada pembangunan keterampilan industri terhadap sumber daya manusia.

Menurut Ariawan Gunadi, ahli hukum bisnis dan perdagangan internasional, ketidakstabilan ekonomi membuat mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012 kesulitan mencari kerja. Dalam hal ini, pemerintah dapat mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk meringankan beban gen z yang terkenal kreatif dan berpotensi. Salah satunya, memiliki perjanjian kerja sama di bidang ketenagakerjaan dengan negara lain.

Masih Ingin Bekerja Di Luar Negeri?

Sah-sah saja bila kita tetap ingin bekerja di luar negeri, karena beranggapan tidak memperoleh pekerjaan di negara sendiri. Namun, ada yang harus kita perhatikan sebelum berburu pekerjaan di negara lain, yakni:

1) Pelajari platform pencarian kerja

Cara terbaik untuk mencari pekerjaan secara internasional adalah mempelajari platform pencarian kerja, khususnya situs web yang mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga mereka sekaligus membantu relokasi. Misalnya, euractive.com, eurobrussels.com, indeed.com, dan stepstone.de. Anda juga bisa mencari pekerjaan di luar melalui platform yang biasa digunakan, seperti LinkedIn, Jobstreet, atau Glassdoor, tetapi harus memperhatikan peran, tanggung jawab, serta reputasi perusahaannya.

2) Perhatikan permintaan peran di pasar internasional

Apakah ada lowongan kerja dengan relokasi di bidang Anda? Bagaimana kondisi peran Anda di negara tujuan? Apakah mereka membutuhkan peran yang berbeda tetapi Anda memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan? Jika semua hal itu dalam kondisi stabil, segera kirimkan CV, tetapi jangan lupa untuk mempersiapkan CV yang relevan dengan posisi pekerjaan yang dilamar dan tonjolkan kelebihan Anda.

3) Pantau profil media sosial

Ketika perut menerima aplikasi kandidat, ia akan memeriksa profil media sosial, seperti LinkedIn atau Instagram. Jika Anda aktif di LinkedIn, itu mengindikasikan bahwa Anda berorientasi terhadap hal-hal bersifat profesional. Kini, saatnya Anda memperhatikan konten yang diunggah di media sosial.

4) Ketahui alamat pengiriman lamaran

Jika Anda mengirimkan aplikasi pekerjaan melalui email atau platform pencarian pekerjaan khusus luar negeri, catat alamat dan/atau nama perekrutnya. Bila memungkinkan, Anda memiliki koneksi pertemanan dengan mereka, sehingga memungkinkan bertanya tentang proses rekrutmen kepada yang bersangkutan.

5) Periksa peraturan visa di negara tujuan

Kita harus mengakui bahwa tidak semua negara memiliki instruksi visa kerja yang jelas. Setelah Anda memutuskan peran dan negara tujuan, mulailah memeriksa apakah Anda dapat pindah ke sana atau mencari perusahaan yang bersedia membantu Anda berpindah negara.

Bagaimana jika belum menemukan pekerjaan baru? Pertimbangkan pilihan lain.

Jika Anda belum menemukan pekerjaan baru di luar negeri. Anda dapat mengikuti program Au Pair di Eropa atau WHV di Australia, sehingga berkesempatan untuk tinggal di luar negeri dan mendapatkan gambaran tentang dunia kerja di negara tujuan.

Selain itu, Anda bisa menghubungi career advisor di recruitment agency (headhunter) untuk menanyakan peluang bekerja di luar negeri. Pilih headhunter yang berpengalaman di bidangnya agar membuka peluang Anda lebih luas lagi.


Share