Blog
Career Development·

Pilih Reskilling atau Upskilling: Strategi Kembangkan Karier di Tengah Perubahan

Pilih reskilling atau upskilling? Kepada siapa pertanyaan ini diajukan? Apakah hanya untuk karyawan atau semua orang yang bekerja maupun berencana bekerja?
Pilih reskilling atau upskilling Peoplyee

Sebenarnya, pilihan keduanya bisa diajukan ke siapa saja, baik karyawan, fresh graduate, maupun jobseeker. Hal ini dilakukan mengingat dunia kerja berubah secara signifikan, karena peralihan angkatan kerja dan perkembangan teknologi, seperti otomatisasi, artificial intelligence (AI), dan pergeseran pasar global terhadap tenaga kerja. Kondisi tersebut “memaksa” karyawan hingga jobseeker terus beradaptasi menghadapi perubahan. Oleh karena itu, muncul konsep pelatihan yang relevan dengan perubahan yang terjadi, yakni reskilling dan upskilling. Apakah Anda pilih reskilling dan upskilling?

Memahami Perbedaan Reskilling vs. Upskilling

Reskilling dan upskilling ialah bentuk pembelajaran berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas, tetapi keduanya memiliki tujuan berbeda. Keduanya juga bisa menjadi menunjang dalam pengembangan karier sekaligus tetap relevan di dunia kerja.

Reskilling

Reskilling merupakan proses mempelajari seperangkat keterampilan baru yang relevan untuk beralih ke pekerjaan atau industri yang sama sekali berbeda. Tujuannya untuk mengubah jalur karier secara signifikan, entah karena pekerjaan saat ini sudah tidak relevan, industri sedang menurun, atau ingin mengeksplorasi minat baru.

Proses ini menekankan bahwa reskilling adalah “memulai dari awal” di peran berbeda. Alasannya, sering kali seseorang membutuhkan investasi waktu dan sumber daya yang lebih besar karena mulai belajar dari nol di bidang atau keterampilan baru.

Contoh reskilling, seorang ritel manager yang terkena dampak penutupan toko fisik user experience (UX) design untuk beralih ke industri teknologi. Ia menggunakan pengalaman manajerialnya sebagai fondasi, tetapi seluruh keterampilan teknisnya adalah hal baru.

Upskilling

Upskilling adalah proses mempelajari keterampilan baru yang memperkaya atau melengkapi keahlian yang sudah dimiliki oleh seseorang saat ini. Tujuannya adalah menjadi lebih mahir, lebih efektif, dan lebih produktif dalam peran yang sedang ia jalani.

Dengan upskilling, Anda tidak mengubah jalur karier, tetapi memperdalam keahlian untuk mencapai level keahlian yang lebih tinggi. Ini adalah strategi yang berfokus pada spesialisasi dan penguasaan di bidang tertentu.

Dengan kata lain, proses ini melanjutkan dari apa yang sudah Anda kuasai. Misalnya, seorang digital marketing specialist mempelajari data analisis yang lebih kompleks untuk meningkatkan efektivitas marketing campaign perusahaan. Ia tetap berada di bidang digital marketing, tetapi memiliki kemampuan yang lebih luas.

Next: 5 Langkah Mulai Reskilling Untuk Hadapi Perubahan Pekerjaan

Kapan Pilih Reskilling atau Upskilling?

Reskilling

Reskilling adalah pilihan yang lebih berani dan transformatif, tetapi langkah ini akan lebih cocok untuk situasi:

1. Industri atau pekerjaan menurun

Jika pekerjaan Anda sebagian besar terdiri dari tugas berulang yang bisa digantikan oleh otomatisasi atau AI, reskilling bisa menjadi langkah proaktif untuk mengamankan masa depan karier. Kondisi ini dapat dilihat di industri manufaktur, yang mendorong pekerja melakukan reskilling ke peran yang lebih teknis karena otomatisasi.

2. Career switch

Jika Anda berencana mengubah arah karier yang sesuai dengan renjana dan/atau nilai hidup, pertimbangkan untuk melakukan reskilling. Ini akan menjadi langkah tepat jika Anda merasa terjebak dan membutuhkan perubahan besar dalam karier.

3. Kesulitan mendapatkan pekerjaan

Bila merasa kesulitan memperoleh pekerjaan di bidang kerja atau peran saat ini atau permintaan pasar untuk keterampilan Anda sudah rendah, maka menjalankan reskilling ialah salah satu strateginya. Ini memungkinkan Anda untuk memasuki industri yang sedang booming dan membutuhkan tenaga kerja baru, seperti industri teknologi, kesehatan, atau energi terbarukan.

4. Miliki fleksibilitas karier

Menguasai keterampilan dari bidang yang sama sekali baru dapat membuka pintu ke berbagai peluang yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Anda dengan kapabilitas lintas keterampilan akan menjumpai fleksibilitas karier yang dicari oleh perusahaan, terutama mereka yang memiliki program job rotation.

Upskilling

Jika Anda ingin tetap bekerja dalam peran dan industri saat ini yang ditekuni, upskilling dapat menjadi jawabannya, terutama bila:

1. Cocok dengan peran saat ini

Jika merasa cocok dan bahagia dengan jalur karier sekarang, Anda dapat memajukan diri dengan upskilling. Ini memungkinkan Anda menjadi ahli di bidang tertentu dan bukan tak mungkin keahlian Anda dibutuhkan oleh pihak lain untuk mengajar atau berbagi ilmu. Tak ada salahnya memiliki side hustle, kan?

2. Industri atau peran stabil

Tak sedikit industri dan peran yang berevolusi untuk tetap relevan dengan kondisi terkini. Misalnya, seorang branch manager di industri perbankan terus belajar tentang perbankan digital dan keamanan siber agar pengetahuan dan keterampilannya tidak tertinggal.

3. Kenaikan jabatan

Bila ingin mengembangkan karier, seperti kenaikan jabatan, Anda perlu upskilling, seperti menguasai keterampilan kepemimpinan, project management, atau business analytics. Keterampilan tersebut menunjukkan bahwa Anda siap untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar.

4. Meningkatkan daya saing

Bagi jobseeker, memiliki sertifikasi atau keterampilan tambahan yang spesifik dan diminati pasar akan membuat CV lebih menonjol dibandingkan kandidat lain. Ini menunjukkan inisiatif, semangat belajar, dan kesiapan langsung untuk berkontribusi terhadap bisnis.

Next: 5 Kiat Praktis Jalani Upskilling untuk Perkembangan Karier

Kiat Pilih Reskilling atau Upskilling Untuk Pengembangan Karier

Memutuskan antara upskilling dan reskilling bukanlah hal mudah. Jika tujuan Anda adalah mengembangan karier, tentukan kerangka kerjanya agar mudah menentukan langkah selanjutnya. Berikut kiat yang bisa menjadi referensi Anda:

1. Lakukan analisis

Langkah pertama, Anda dapat menganalisis pada diri sendiri, seperti menilai minat hingga kekuatan dan kelemahan, tujuan karier jangka panjang, hal-hal yang diharapkan dari pekerjaan saat ini, dan apakah Anda bahagia terhadap peran sekarang. Dengan menjawab dan menganalisis pertanyaan tersebut akan menuntun Anda kepada langkah reskilling atau upskilling.

2. Pelajari lanskap pasar kerja

Di sini, Anda dapat mempelajari laporan terkini tentang pasar kerja dari World Economic Forum, LinkedIn, atau McKinsey tentang industri yang akan dan sedang tumbuh, permintaan keterampilan paling banyak dicari oleh dunia kerja, hingga potensi karier ke depan.

3. Siapkan sumber daya

Biasanya, reskilling membutuhkan sumber daya yang lebih besar daripada upskilling. Karena Anda perlu berinvestasi pada pelatihan intensif dan biaya yang tak sedikit (kursus dan/atau sertifikasi). Bagi karyawan, sering kali perusahaan memiliki pelatihan internal untuk tenaga kerjanya sehingga kondisi ini bisa Anda manfaatkan sebaik-baiknya.

4. Mulai belajar

Jika Anda sudah menentukan pilihan, maka mulailah proses belajar. Anda dapat memilih pelatihan yang sesuai gaya belajar agar lebih efektif. Langkah ini akan lebih baik bila setelah pelatihan, Anda membuat portofolio atau mengimplementasikan materi pada penyelesaian tugas harian.

Apa pun keputusannya–pilih reskilling atau upskilling–tak ada jawaban yang benar atau salah, karena pilihan tergantung pada tujuan, situasi, dan aspirasi karier Anda. Pengambilan dan pelaksanaan reskilling atau upskilling bukan berdasarkan siapa yang lebih cepat–Anda atau rekan kerja–tetapi seseorang harus belajar dan beradaptasi sesuai kondisi.

Share