Blog
Recruitment and Selection·

5 Kiat Lindungi Diri Dari Penipuan Lowongan Kerja

Di luar sana masih terjadi penipuan lowongan kerja. Sebagai jobseeker, kita wajib melindungi diri dari hal tersebut. Bagaimana caranya?
5 Kiat Lindungi Diri Dari Penipuan Lowongan Kerja

Hati-hati ketika melamar pekerjaan, karena masih ada penipuan lowongan kerja di situs job search maupun media sosial. Bahkan ada penipu yang menggunakan nama perusahaan ternama demi memperdaya korbannya atau mereka yang melamar pekerjaan. Ada pula penipuan yang mengundang kandidat walk in interview tetapi memaksa mereka mengeluarkan uang untuk seragam dan peralatan penunjang kerja.

Memahami Penipuan Lowongan Kerja

Di luar sana masih terjadi penipuan lowongan kerja (loker), sebut saja dalam platform pencarian kerja maupun job board yang terpasang di sekitar kita.

Misalnya, loker di job search menawarkan pekerjaan jarak jauh dengan beragam fasilitas karyawan atau loker yang mengharuskan kandidat menyambangi kantor perusahaan untuk walk in interview. Namun, setelah kandidat melalui sesi interview atau tahap offering letter, pekerjaan yang ditawarkan tak seperti yang tertulis dalam job posting. Ada pula yang sudah menerima tawaran dan bekerja, lalu ia baru mengetahui bahwa ia terjebak atau menjadi korban penipuan.

Mengapa hal seperti itu masih terjadi?

1. Celah teknologi

Ketika terdapat perusahaan besar yang membuat job posting di situs pencarian kerja, ada kemungkinan penipu memanfaatkan nama perusahaan dan perekrut di platform tersebut. Mereka akan membuat loker yang “mudah” agar menarik lebih banyak kandidat melamar. Penipu akan menggunakan data pelamar untuk hal lain atau menipu kandidat agar mengeluarkan sejumlah uang dan dikirimkan ke mereka.

2. Liat peluang

Saat perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan, di situlah banyak orang yang membutuhkan pekerjaan baru. Tak jarang, jobseeker akan melakukan apa pun untuk mendapatkan pekerjaan itu. Kondisi ini dilihat oleh penipu sebagai peluang untuk membuat job posting di situs pencarian kerja, media sosial, atau job board.

Jika lamaran kandidat sudah masuk, penipu akan menghubungi semua kandidat dan menyodorkan formulir untuk diisi. Langkah ini juga diikuti dengan permintaan perusahaan kepada kandidat mengeluarkan sejumlah uang sebagai alat pendukung kerja. Seharusnya, alat pendukung kerja disediakan oleh perusahaan, kan?

Menurut Federal Trade Commision (FTC) pada 2020, terdapat 4.872 laporan penipuan pekerjaan berbasis pesan teks, yang mengakibatkan kerugian sebesar USD2 juta. Pada 2024, laporan melonjak menjadi 20.673, dengan peningkatan kerugian sebesar USD61,2 juta.

Penipuan loker melalui pesan pendek–seolah-olah perusahaan langsung menjangkau kandidat–mengharuskan seseorang menanggapinya secara langsung. Menurut James E. Lee, Presiden Identity Theft Resource Center, organisasi nonprofit, seseorang cenderung memiliki kondisi untuk mengklik tautan yang dikirim oleh pihak lain. Oleh karena, kita perlu menolak kondisi tersebut guna menghindari penipuan, karena tautan dalam pesan bisa mengarahkan kita terhadap pencurian data pribadi serta peretasan akun perbankan.

Selanjutnya: 8 Kendala Dalam Proses Rekrutmen & Solusinya

Wajib Waspada: Ciri-ciri Loker Palsu

Baik pencari kerja maupun yang tidak mencari peluang baru, Anda wajib mewaspadai ciri-ciri loker palsu, karena loker bisa mengarah ke kandidat dan/atau menyalahgunakan nama perusahaan serta mengatasnamakan perekrut independen. Seperti yang telah disebutkan di atas, tujuan mereka untuk mendapatkan data dan/atau mencuri uang kandidat. Beberapa ciri loker palsu, di antaranya:

  • Job description terlihat sangat “menggugah”, yakni tak perlu keterampilan atau pengalaman khusus, pekerjaan bisa dilakukan di rumah, dan gaji di atas rata-rata
  • Pekerjaan banyak menawarkan janji manis, seperti gaji, tunjangan, hingga program pelatihan
  • Informasi perusahaan di mesin pencarian sangat minim, begitu pula dengan pemilik, atasan, dan karyawannya
  • Cara perekrut berkomunikasi kurang profesional, baik dari cara menulis email, mengatakan secara langsung, pemilihan kata, hingga layanan email yang digunakan
  • Perekrut meminta data pribadi kandidat untuk menuliskannya dalam formulir, seperti nomor KTP, nomor pajak, nomor BPJS, dan nomor rekening tabungan
  • Perusahaan meminta kandidat untuk membayar starter kit sebagai peralatan kerja atau menyetorkan uang ke cek palsu yang diberikan oleh penipu

Alvaro Puig, Consumer Education Specialist di FTC, mengatakan bahwa jika Anda menyetorkan cek sebagai uang kembalian, maka rekening Anda akan menunjukkan bahwa uang itu ada di sana. Beberapa hari kemudian, bank akan menemukan bahwa itu adalah cek palsu dan uang Anda tak mungkin diambil lagi.

Selanjutnya: 5 Cara Bekerja Di Luar Negeri Dengan Aman

Kiat Melindungi Diri Dari Penipuan Loker

Jika Anda dihubungi oleh seorang perekrut atau konsultan rekrutmen, tetapi tak pernah mengirimkan CV ke mereka, hal itu ada dua kemungkinan, yakni penipuan loker atau proses rekrutmen valid.

Bila proses tersebut valid, tanyakan nama firma konsultan rekrutmen dan nama perusahaan klien kepada perekrut. Biasanya, perusahaan konsultan terpercaya memiliki situs web dan akun media sosial aktif.

Perekrut atau konsultan profesional akan menjelaskan informasi secara detail tentang kualifikasi dan tanggung jawab kandidat yang dibutuhkan oleh perusahaan klien. Mereka menghubungi Anda untuk mengadakan sesi wawancara, karena pengalaman dan keterampilan kerja sama seperti kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan klien, sehingga pertanyaan mereka kepada Anda akan seputar pengalaman, pengetahuan, hingga keterampilan kerja. Hasil wawancara akan mereka cocokkan dengan kebutuhan perusahaan klien.

Sebaliknya, penipuan loker dapat mengatasnamakan perusahaan dan/atau perekrut di perusahaan tersebut, tetapi bisa pula menggunakan nama lain. Saat menghubungi Anda, mereka akan meminta sejumlah nomor dalam data pribadi. Permintaan nomor KTP, pajak, SIM, BPJS, dan nomor rekening baik dapat diberikan ketika perusahaan telah menerima kandidat sebagai karyawan, karena nomor tersebut sebagai data penunjang keperluan pembayaran gaji, pajak, BPJS, dan fasilitas parkir, jika ada.

Adapun kiat lain untuk melindungi diri kita dari penipuan loker adalah:

1) Teliti lebih dalam

Bila perekrut menghubungi Anda melalui email, pesan pendek telepon, maupun pesan di media sosial, sebaiknya jangan langsung membalasnya. Baca dengan saksama dan teliti lebih mendalam tentang loker, nama perekrut, serta perusahaan. Adapun langkahnya antara lain:

  • Di mana perusahaan mengunggah loker tersebut
  • Kunjungi situs web perusahaan, cari tahu tentang loker, profil, dan produk atau layanannya
  • Teliti nama perekrut dan periksa kehadiran di ranah digital seperti LinkedIn
  • Cek keabsahan nama email dan nomor telepon perekrut menggunakan tools penunjang, seperti apakah mereka menggunakan email perusahaan atau layanan gratis dan siapa nama pemilik nomor telepon yang menghubungi Anda
  • Jika perusahaan mempunyai loker di situs, job search, dan/media sosial, balas pesan perekrut dan lanjutkan proses pencarian peluang baru

Beberapa perusahaan yang dirugikan oleh penipu, mereka akan mengumumkan bahwa pihak mereka hanya membuka lowongan kerja melalui web dan job search serta mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap bentuk penipuan loker.

2) Jangan mengklik tautan

Penipuan lowongan kerja bisa berupa pengiriman pesan pendek. Jika Anda menerima pesan dari perekrut, sebaiknya jangan menanggapinya kecuali Anda tahu bahwa sumbernya dapat dipercaya. Hindari mengklik tautan yang dikirimkan–baik untuk melamar suatu posisi atau mengisi kuesioner–dengan alasan apa pun, karena ada kemungkinan tautan akan merekam dan menyalahgunakan data pribadi Anda.

3) Jangan berikan apa pun

Bagaimana jika seseorang sudah terlanjur mengikuti wawancara dan ia baru mengetahui bahwa loker tersebut penipuan? Sebaiknya, jangan berikan apa pun, baik uang maupun ijazah, transkrip, serta fotokopi data diri (KTP, SIM, SIM, dan NPWP) sekalipun.

Jika wawancara tatap muka, segera pamit pulang dan minta pertolongan ke orang terdekat. Termasuk permintaan wawancara di kota lain, yang mengharuskan Anda membeli tiket pesawat dan memesan hotel. Begitu pula dengan wawancara daring, jangan ikuti perintah perekrut yang meminta Anda menyetorkan sejumlah uang atau memberikan nomor penting.

4) Laporkan penipuan

Laporkan penipuan ke Kementerian Ketenagakerjaan melalui laman ini. Ceritakan pula pengalaman Anda ke keluarga, teman, dan kenalan, agar mereka lebih berhati-hati ketika melamar dan mengikuti proses rekrutmen.

5) Selektif terhadap loker

Platform pencarian kerja seperti LinkedIn dan Indeed menjadi laman terpercaya bagi kandidat yang tengah mencari peluang baru, pun banyak perusahaan yang memanfaatkan platform ini untuk memperoleh tenaga kerja berkualitas.

Presiden dan CEO dari Identity Theft Resource Center, organisasi nonprofit yang membantu konsumen yang identitasnya dicuri, menjelaskan kandidat harus berhati-hati terhadap semua loker, karena tidak semua perusahaan bisa memverifikasi setiap lowongan pekerjaan yang diunggah. Kondisi itu menciptakan kesempatan bagi penipu untuk mengunggah lowongan pekerjaan palsu dan menipu orang.

Sebagai jobseeker, Anda membutuhkan pekerjaan baru, tetapi jangan sampai terkecoh dengan iming-iming gaji dan tunjangan tinggi, sementara mereka meminta Anda untuk mengeluarkan biaya administrasi atau pemberangkatan ke luar negeri.


Share