Blog
Interview Tips·

9 Rambu-rambu Menunggu Kabar Dari Perekrut

Menunggu kabar dari perekrut bisa membuat cemas. Yuk, ketahui hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan agar meningkatkan peluang diterima oleh perusahaan.
9 Rambu-rambu Menunggu Kabar Dari Perekrut

Setelah mengirim lamaran, menghadapi interview, hingga menyelesaikan skill test, tahap selanjutnya adalah menunggu kabar dari perekrut. Terkadang, momen ini sangat menegangkan bagi kandidat. Mereka merasa cemas, bingung, bahkan tergoda melakukan hal-hal yang dapat mengurangi peluang mereka untuk diterima.

Sebagai kandidat, bagaimana Anda harus bersikap saat menunggu kabar dari perekrut? Apa yang boleh dilakukan dan apa yang sebaiknya dihindari agar tetap terlihat profesional?

9 Rambu-rambu Menunggu Kabar Dari Perekrut

Ada kalanya, seseorang cukup hanya menunggu kabar terbaru setelah mengikuti sesi wawancara dengan hiring manager (user). Namun, tak sedikit yang tidak sabar mengharapkan perekrut menghubunginya pascawawancara. Bahkan kondisi itu bisa membuat individu melakukan hal-hal yang tak perlu dilakukan, seperti bertanya kepada perekrut setiap hari.

Memang, bertanya kepada perekrut bukan tindakan terlarang, tetapi hal ini harus dilakukan dengan kesadaran penuh. Berikut rambu-rambu bagi Anda menunggu kabar dari perekrut tetapi ingin bertanya tentang progres rekrutmen:

1) Follow up

Pada akhir wawancara, biasanya perekrut dan/atau user akan memberitahu kandidat kapan mereka akan memberitahu tentang tahap rekrutmen selanjutnya. Jika pada hari yang dijanjikan telah berlalu dan tidak ada kabar dari mereka, Anda dapat melakukan follow up. Tanyakan ke perekrut–melalui email atau pesan pendek–tentang hasil wawancara serta adakah informasi terbaru dari mereka.

2) Jangan agresif

Menunggu dapat membuat seseorang merasa tidak sabar, tetapi hindari godaan untuk bersikap agresif terhadap perekrut. Misalnya, menghubungi setiap hari, gaya bertanya seperti berbicara dengan teman, atau menggunakan banyak tanda seru dan emoji. Hal ini akan memberikan asumsi negatif terhadap citra profesional Anda dan bisa pula merusak peluang untuk mendapatkan pekerjaan.

3) Beritahukan referensi

Jika perekrut meminta referensi background checking, berikan seseorang yang dapat mereferensikan kinerja Anda kepada calon perusahaan baru. Jangan lupa untuk memberikan nama, nomor telepon, dan jabatan mereka dengan jelas. Biasanya, perekrut akan mengonfirmasi beberapa hal tentang Anda kepada referensi tersebut. Rekomendasi mereka akan terdengar lebih profesional dan relevan, terlebih jika Anda sudah memberitahukan hal tersebut kepada mereka. Referensi Anda mengetahui apa yang perlu mereka sampaikan kepada perekrut atau user tentang Anda.

Selanjutnya: 6 Poin Dari AI Ini Bantu Fresh Graduate Mendapatkan Pekerjaan

4) Jangan berbohong

Ketika Anda menghubungi perekrut, jangan berbohong dan mengatakan bahwa Anda mendapatkan tawaran pekerjaan dari perusahaan lain. Apa pun niat Anda, baik ingin mengetahui hasil rekrutmen atau menekan perekrut untuk memberitahukan hasil secepatnya, langkah ini justru membuat kesan Anda bukanlah seorang profesional yang jujur dan tidak layak mendapatkan pekerjaan tersebut karena Anda dianggap tidak jujur atau tidak memiliki integritas.

5) Jangan abaikan peluang lain

Jika ada user dari divisi lain–dari perusahaan sama–menghubungi Anda untuk mengikuti sesi wawancara tentang peluang baru, tak ada salahnya menerima tawaran tersebut, terlebih jika Anda tertarik dengan posisi tersebut. Namun, jika Anda yakin pada pekerjaan dalam proses sebelumnya, beri tahu user bahwa Anda menghargai waktunya, sehingga ia tidak perlu lagi memasukkan Anda dalam daftar kandidat dalam peran lain.

6) Siap tangani penolakan

Sayangnya, beberapa perekrut tidak pernah menanggapi permintaan tindak lanjut Anda. Dalam kondisi ini, ada kemungkinan Anda menyalahkan diri sendiri atau berpikir bahwa diri sendiri tidak cukup berusaha untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Terima dan sadari perasaan tersebut. Anda membutuhkan waktu mencerna situasi yang telah berlalu.

Kondisi ini bukan karena Anda tidak memiliki keterampilan atau motivasi kerja, tetapi ada hal-hal di luar kontrol diri, seperti sistem penilaian atau kecocokan dengan budaya perusahaan. Sebisa mungkin, hindari untuk mengkritik di media sosial tentang cara komunikasi perusahaan yang kurang baik, karena hal itu hanya memengaruhi reputasi profesional Anda.

7) Bersabarlah

Sabar tidak ada batasnya, tetapi saat menunggu kabar dari perekrut, Anda merasa gusar menunggu tawaran pekerjaan dari yang bersangkutan. Poin yang dapat Anda ingat adalah user dan perekrut melakukan wawancara sambil melakukan pekerjaan mereka, maka sambil menantikan kabar dari mereka, buatlah lamaran pekerjaan ke perusahaan lain. Kunjungi laman ini untuk memperoleh pelang lain.

Selanjutnya: 11 Daftar Pertanyaan yang Bisa Diajukan Kepada Perekrut

8) Tetap mencari

Terkadang seseorang berhenti mencari peluang lain, karena menunggu kabar dari proses sebelumnya. Sebaiknya, Anda tetap mencari pekerjaan baru, seperti memanfaatkan jaringan dan memantau lowongan kerja lain untuk menemukan lowongan yang menarik bagi Anda. Posisi mungkin akan Terus melamar akan membantu Anda tetap sibuk dan tidak memikirkan hal lain. Mungkin saja ada peluang lain yang terlewatkan jika Anda hanya menunggu panggilan wawancara berikutnya atau tawaran kerja.

9) Tetaplah positif

Memang, tak mudah bersikap positif sementara Anda cemas mengharapkan kabar dari perekrut. Oleh karena itu, sembari menunggu tawaran kerja, jadwalkan waktu untuk mengurus diri sendiri agar tidak cemas dan stres, seperti berolahraga, berkumpul dengan teman, mendengarkan musik, atau kegiatan menyenangkan bagi Anda.

Share