Blog
Interview Tips·

6 Cara Bagikan Pengalaman di Wawancara Kerja

Wawancara kerja menjadi kesempatan bagi kandidat untuk berbagi pengalaman atas kesuksesan yang berhasil dicapai di perusahaan sebelumnya.
6 Cara Bagikan Pengalaman di Wawancara Kerja

Wawancara kerja menjadi kesempatan bagi kandidat untuk menunjukkan keunggulannya, seperti keterampilan, pengalaman, hingga pendidikan, sehingga perekrut dan hiring manager menilai bahwa Anda adalah kandidat yang memenuhi syarat. Biasanya, hiring manager meminta Anda untuk berbagi pengalaman di tempat kerja sebelumnya.

Dalam proses ini, Anda perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali tentang hal-hal yang sudah dikerjakan, hasil pekerjaan, penghargaan yang diterima, dan cara mengatasi masalah pada pekerjaan. Susun ingatan tersebut ke dalam sebuah cerita untuk memberikan gambaran tentang siapa diri Anda kepada pewawancara.

Kenapa Harus Berbagi Pengalaman Dalam Wawancara Kerja?

Kenapa tidak? Berbagi pengalaman merupakan cara untuk melibatkan orang lain dalam kehidupan Anda. Misalnya, Anda menceritakan pengalaman menerjang hujan dalam perjalanan dari rumah ke kantor kepada sahabat atau menceritakan lika-liku menjadi copywriter yang bekerja di digital agency.

Senang, sedih, baik, atau buruk pengalaman Anda akan memengaruhi persepsi dan/atau emosi pendengar. Begitu pula bercerita dalam pengaturan wawancara kerja. Menceritakan pengalaman dan pencapaian kinerja Anda bukan untuk menyombongkan diri, melainkan menjelaskan kualifikasi Anda sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan.

Berbagi pengalaman juga akan menunjukkan bahwa Anda adalah kandidat yang memenuhi syarat. Terlebih jika Anda membagikan detail cerita yang relevan terhadap peran yang dibutuhkan. Inilah cara yang baik untuk menonjol di antara kandidat lain. Kalau Anda merasa kesulitan menceritakan pengalaman yang menarik, yuk, belajar pelan-pelan.

Next: Pertanyaan Interview: Contoh Menjawab “Kenapa Tertarik Bekerja di Sini?”

6 Contoh Bagikan Pengalaman Anda Kepada Perekrut atau Hiring Manager

1) Saat mencapai tujuan atau target

Tunjukkan kepada perekrut atau hiring manager bahwa Anda adalah kandidat yang berorientasi terhadap tujuan. Jadi, jelaskan langkah-langkah yang Anda ambil untuk mencapai tujuan atau target, yakni:

  • Ceritakan tentang penetapan tujuan atau target, seperti individu dan/atau tim
  • Uraikan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan
  • Tunjukkan bahwa Anda menetapkan metode STAR untuk mencapai target, jika memungkinkan
  • Jelaskan hasil dari pekerjaan sehingga Anda mencapai target
  • Pikirkan cara untuk mengaitkan pencapaian dengan pekerjaan yang Anda inginkan

2) Saat berkolaborasi

Perusahaan membutuhkan seseorang yang mampu berkolaborasi dengan orang lain, seperti rekan setim atau antartim. Ketika menceritakan kepada pewawancara tentang pengalaman bekerja sama dengan tim, sebaiknya gunakan metode STAR, yaitu menjelaskan situasinya, tugas yang diselesaikan oleh tim, langkah spesifik yang Anda ambil, dan hasil kerjanya. Saat memilih situasi untuk dibahas, pastikan tim Anda berhasil dengan bekerja sama.

Misalnya, ceritakan tugas Anda dan rekan kerja setim dalam menyelesaikan tugas, tahap-tahap untuk menyelesaikan tugas, dinamika yang dijumpai di tengah jalan, cara penyelesaian kendala atau bagaimana Anda membantu rekan kerja mengatasi masalah, dan hasil yang diperoleh tim. Cerita semacam ini menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang dapat diandalkan dan tidak mementingkan diri sendiri di tempat kerja.

3) Saat menghadapi konflik

Jika tugas mengharuskan Anda bekerja sama dengan orang lain, ada kemungkinan pewawancara bertanya tentang upaya Anda menghadapi konflik, karena di dalam proses ini terdapat cara seseorang berkomunikasi dan bernegosiasi. Anda dapat menceritakan tentang hal-hal yang memicu konflik, proses menyelesaikan konflik (yang melibatkan tim, antar tim, atau dengan pihak ketiga), jelaskan situasinya sehingga menimbulkan perselisihan, dan bagaimana Anda menanganinya.

Jika memungkinkan, pilih pengalaman ketika Anda berusaha berkompromi dengan orang lain alih-alih berusaha mendapatkan apa yang diinginkan. Ini akan mencerminkan langkah Anda dalam pemecahan masalah untuk mencapai pemahaman bersama.

Next: Metode STAR, Cara Menggunakan dan Mempersiapkan Wawancara Kerja

4) Saat mengatasi rintangan

Ini sedikit berbeda dari poin di atas. Cerita tentang menghadapi konflik menggambarkan usaha Anda menjalin hubungan dengan orang lain, sedangkan kisah menghadapi rintangan merujuk ke persoalan individu.

Jadi, bagikan pengalaman kepada pewawancara tentang kesulitan pekerjaan Anda, bagaimana strategi untuk mengatasi rintangan tersebut, apakah Anda melakukannya seorang diri atau meminta bantuan orang lain, bagaimana mengimplementasikan solusi, adakah penyesuaian pekerjaan atau alur kerja, dan apa saja dampak dari hal ini. Cerita tersebut menunjukkan bahwa Anda memiliki semangat belajar, mengatasi tantangan dalam karier, dan ada kemungkinan mampu untuk melakukan hal yang sama di masa mendatang.

5) Saat melakukan kesalahan

“Ceritakan tentang saat Anda melakukan kesalahan” adalah pertanyaan umum dalam wawancara. Tak hanya keberhasilan, hiring manager juga ingin mendengar cerita ketika Anda melakukan kesalahan. Itulah mengapa alasan bagi kandidat untuk mengingat kembali momen penting di waktu lampau.

Untuk menceritakannya, jelaskan situasi atau tugas yang Anda hadapi, sebutkan kesalahan yang diperbuat, jelaskan pula upaya untuk memperbaikinya, serta akibat yang ditimbulkan. Gunakan cerita ini untuk menunjukkan bahwa Anda belajar dari kesalahan, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri.

6) Saat memimpin tim

Wajar bila pewawancara bertanya mengenai pengalaman memimpin tim, karena Anda melamar pada posisi manajer atau supervisor. Kalaupun Anda tidak melamar posisi tersebut, tetapi perekrut mereka tetap menanyakan hal tersebut, siapkan cerita tentang usaha Anda memimpin diri sendiri yang berhubungan dengan mengelola berbagai tugas, mendorong rekan setim menyelesaikan tugas tepat waktu, atau bertugas sebagai buddy.

Bagi Anda yang pernah memimpin tim, pertimbangkan untuk membahas tantangan apa pun yang dialami dan bagaimana Anda menggunakan leadership skill untuk mengatasinya. Misalnya, Anda dapat memberi tahu pemberi kerja tentang saat Anda harus melatih anggota tim baru atau proses pembagian tugas kepada karyawan sehingga tim mencapai target.

Selain menceritakan pengalaman di atas, Anda juga dapat menyisipkan cerita personal yang relevan mengenai peran atau penyelesaian tugas. Misalnya, membicarakan topik bepergian ke luar negeri, kuliah, menjadi sukarelawan, dan pengalaman hidup yang memperkaya diri Anda.

Cerita tersebut bukan untuk menunjukkan bahwa Anda adalah orang baik, tetapi ini memperlihatkan kerja keras seseorang yang harus melalui rintangan, melakukan kesalahan, hingga berproses menghasilkan pekerjaan yang sesuai harapan. Dengan cara demikian, tak heran jika Anda memiliki pengalaman dan keterampilan luar biasa.

Share