Blog
Interview Tips·

Kandidat Perlu Tahu: Perekrut Mewaspadai 9 Jobseeker Red Flags

Red flags tak hanya terlihat pada pewawancara, tetapi juga dimiliki oleh kandidat. Sebagai pencari kerja, hal ini perlu Anda perhatikan.
Red flags 02 Peoplyee

Red flags tak hanya terlihat pada pewawancara, tetapi juga dimiliki oleh kandidat. Dalam proses rekrutmen, perekrut dan hiring manager (manajer atau user) akan mendeteksi potensi masalah yang akan muncul selama berinteraksi dengan kandidat. Untuk menghindari tingkat turnover, perekrut akan mewaspadai kandidat yang memiliki red flags.

Pada akhirnya, ia enggan melanjutkan proses kandidat ke tahap berikutnya. Namun, bukan berarti ketika perusahaan tidak melanjutkan proses mengindikasikan Anda memiliki red flags, karena penyebabnya bisa jadi keterampilan Anda kurang cocok bagi perusahaan atau culture mismatch.

Perekrut Melihat 9 Ciri Kandidat yang Memiliki Red Flags

Sebagai pencari kerja, Anda perlu memahami dari kacamata perekrut dan user tentang hal-hal red flags dari kandidat. Informasi ini adalah bekal Anda untuk belajar menjadi pribadi lebih baik serta berkembang menjadi individu sehat yang memiliki tanda bahaya tingkat rendah.

1. Penjadwalan ulang

Menjadwal ulang sesi wawancara kerja tidak masalah, karena setiap orang memiliki prioritas kehidupan yang berbeda. Jika kandidat terus-menerus meminta untuk menjadwalkan ulang atau memundurkan sesi wawancara, ini menunjukkan yang bersangkutan tidak memiliki time management yang baik serta kurang menghargai perusahaan, dalam hal ini perekrut dan manajer. Bila Anda melakukan hal ini, bukan tak mungkin manajer memilih kandidat lain yang menurutnya lebih tepat dibandingkan Anda, meskipun bisa jadi keterampilan dia di bawah Anda tetapi sikapnya sangat kooperatif.

2. Datang terlambat

Ketika Anda diundang oleh perekrut untuk melakukan wawancara langsung, usahakan datang tepat waktu karena ini akan memberikan kesan positif. Memang, hidup di kota besar membuat kita pernah mengalami kemacetan lalu lintas dan jadwal kereta yang molor. Jadi, persiapkan waktu perjalanan Anda sebaik-baiknya, karena jika Anda datang terlambat akan membuat pewawancara berasumsi bahwa kandidat yang mereka temui punya tanda bahaya.

3. Penampilan tak terawat

Semua orang menyadari bahwa ada kalanya kita memiliki “hari buruk” tetapi kandidat yang berpakaian lusuh dan penampilannya acak-acakan akan memengaruhi penilaian pewawancara. Mereka akan menganggap Anda tidak peduli terhadap menampilkan diri. Jika Anda melamar pekerjaan ke perusahaan jasa, salah satu penilaiannya adalah kandidat penampilan rapi.

Next: Kandidat Harus Memperhatikan 8 Red Flags di Perusahaan

4. Bahasa tidak sopan

Penggunaan bahasa gaul, bahasa yang terlalu santai, atau umpatan yang tidak disengaja selama wawancara dapat menandakan Anda tidak memiliki sikap profesionalisme. Ini adalah red flags yang mengkhawatirkan dalam budaya perusahaan yang menjunjung sopan santun.

5. Berbohong

Membesar-besarkan pengalaman masa lalu atau berbohong tentang kualifikasi merupakan red flags serius. Bagi banyak perusahaan, integritas dan kejujuran adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap karyawan. Bila perekrut mengetahui Anda telah berbohong, ia enggan melanjutkan proses ke tahap selanjutnya.

6. Jawaban tidak konsisten

Jika jawaban Anda dan CV berbeda, maka pewawancara akan menilai Anda tidak konsisten. Kemungkinan mereka menilai Anda telah merekayasa informasi di CV. Jadi, sebelum wawancara, Anda perlu mempelajari job description dan CV sehingga Anda dapat menyelaraskan isi jawaban.

Next: 4 Kiat Mempersiapkan Interview Dadakan

7. Tidak antusias

Kandidat yang tidak antusias dalam wawancara kerja menjadi salah satu tanda bahaya bagi perusahaan. Misalnya, kandidat menjawab pertanyaan perekrut secara singkat, tidak menggali pertanyaan atau diskusi yang dilontarkan oleh manajer, dan/atau tidak mengajukan pertanyaan apa pun tentang peran, tanggung jawab, atau budaya perusahaan. Ini menandakan bahwa kandidat tidak meriset dan belum sepenuhnya siap untuk posisi tersebut. Lagi pula, tidak ada perusahaan yang menginginkan karyawan tak antusias dalam tim mereka, karena hal itu dapat menurunkan moral secara keseluruhan.

8. Berbicara buruk

Jika kandidat menjelek-jelekkan mantan atasan, rekan kerja, atau perusahaan, perekrut akan memperhatikan Anda dengan saksama. Sekalipun keluhan itu valid, tetapi cara Anda membicarakan mereka tetaplah penting. Jangan pula membahas tentang rumor di kantor lama; berkomentar “pedas” tentang ras, agama, orientasi seksual, penampilan, atau kalimat merendahkan yang ditujukan kepada rekan atau mantan atasan; serta meremehkan pewawancara hanya karena ia tak mengerti bahasa teknis di bidang kerja Anda. Ini juga berlaku saat Anda berkelakar tentang hal-hal tidak profesional.

9. Bahasa tubuh buruk

Bahasa tubuh sangat berdampak terhadap penilaian selama sesi wawancara kerja. Albert Mehrabian, peneliti perintis bahasa tubuh pada 1950-an, menemukan bahwa dampak total sebuah pesan adalah tujuh persen verbal (hanya kata-kata), 38% vokal (nada suara, intonasi, dan suara lainnya), dan 55% nonverbal. Jadi, sebaiknya, Anda menjaga bahasa tubuh selama interview kerja, seperti tidak duduk membungkuk, menyilangkan tangan di dada, atau tidak menatap mata pewawancara.

Bila selama interview, pewawancara meminta klarifikasi atau mengungkapkan komentar Anda bisa dianggap negatif, jangan tersinggung. Pasalnya, itu adalah kesempatan yang mereka berikan kepada Anda untuk mengoreksi diri dan memberikan jawaban yang konstruktif.

Persiapkan diri Anda untuk menghadapi proses rekrutmen, termasuk melatih diri untuk berkomunikasi dengan baik kepada pewawancara. Kunjungi laman ini untuk memperoleh informasi tentang peluang baru dari berbagai industri.

Share