Di dunia kerja, kita sering mendengar istilah white collar dan blue collar. Istilah tersebut bukan merujuk warna leher baju, tetapi ini merujuk pada jenis pekerjaan yang dilakukan oleh individu. Tak hanya white and blue collar tersebut, ada beberapa jenis warna kerah baju yang perlu kita pahami guna menambah informasi tentang ketenagakerjaan.
Apa Itu White Collar?
White collar atau pekerjaan kerah putih merupakan sebutan bagi orang-orang yang melakukan tugas administratif atau manajerial. Biasanya, mereka bekerja di kantor mengenakan setelan jas lengkap dengan kemeja putih dan dasi–itulah mengapa disebut white collar–dan stereotipe mereka duduk di depan meja dan laptop atau komputer.
Upton Sinclair, penulis asal New Jersey, Amerika Serikat (AS), adalah seseorang yang “bertanggung jawab” atas istilah white collar, karena menggunakan frasa tersebut dalam hubungannya dengan pekerjaan administratif.
Dulu, tipe pekerja ini diasumsikan memiliki tingkat pendidikan tinggi serta mendapatkan pekerjaan yang nyaman dengan berbagai fasilitas. Saat ini, posisi white collar sama dengan pekerja lainnya, mereka ialah kelas pekerja yang dominan di AS dan negara-negara maju lainnya.
Di tengah masyarakat, tak sedikit orang-orang yang membandingkan pekerja white collar dengan blue collar. Secara umum, karyawan kerah putih adalah mereka yang bekerja di kantor sebagai akuntan, perekrut, konsultan bisnis, atau full-stack developer. Namun, beberapa industri atau peran tertentu tetap memerlukan kehadiran di lapangan untuk bertemu dengan klien dan pelanggan atau bepergian menghadiri konferensi dan rapat.
Sebaliknya, blue collar merujuk orang-orang yang melakukan pekerjaan manual dan terkadang di luar ruangan, seperti pekerja di bidang pertanian dan manufaktur.
Next: Mengenal 6 Jenis Employment Status: Tak Hanya Karyawan Tetap dan Kontrak
Harapan Pekerjaan White Collar
Di antara pekerja, mereka banyak yang mengincar jabatan kerah putih, karena ini menawarkan pertumbuhan karier yang menjanjikan, antara lain:
- Peluang jabatan ke peran manajer atau level eksekutif
- Memperoleh gaji lebih tinggi dan tunjangan lebih variatif
- Mendapatkan dukungan karier, seperti program pelatihan
Ada kemungkinan profesional kerah putih–seperti konsultan bisnis, account executive, atau digital strategic planner–diharapkan untuk siap bekerja pada akhir pekan, selama masa liburan, atau di luar jam kerja normal. Mereka yang di tingkat senior bisa bagian dari manajemen puncak.
Mereka juga diharapkan untuk mengembangkan keterampilan teknis maupun nonteknis seiring waktu, sehingga mereka mempunyai aset intelektual yang berharga bagi pertumbuhan perusahaan. Misalnya, karyawan finance and tax harus selalu mengikuti semua perubahan peraturan yang berpengaruh dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Proses pengembangan keterampilan maupun penyelesaian pekerjaan mereka dibantu oleh kemajuan teknologi. Misalnya, perangkat analitik media sosial yang digunakan oleh digital marketing specialist dan model kerja remote yang memberikan fleksibilitas kerja dalam hal lokasi dan jadwal. Meski demikian blue collar yang bekerja di industri manufaktur pun memperoleh manfaat dari teknologi, seperti otomatisasi mesin.
Di sisi lain, karyawan white collar menghadapi kekhawatiran, seperti:
- Ketidakpastian ekonomi atau disrupsi industri
- PHK, restrukturisasi, dan alih daya
- Beban dan ekspektasi kerja semakin tinggi yang menyebabkan burnout, kecemasan, hingga masalah kesehatan mental lainnya
Next: Pilihan Menjadi Karyawan Kontrak atau Freelancer
Mengenal 9 Collar yang Lain
Selain white collar, ada collar lain yang perlu Anda pahami perbedaan mereka.
1. Blue collar
Blue collar adalah tenaga kerja yang melakukan tugas manual dan/atau keterampilan teknis. Biasanya, mereka bekerja di bidang layanan atau bersinggungan dengan fasilitas umum. Contohnya, pekerja konstruksi, teknisi listrik, tukang ledeng, pekerja pabrik, dan ahli mesin kendaraan bermotor.
2. Pink collar
Pink collar merujuk pekerjaan yang dipegang oleh perempuan, terutama di industri jasa dan perawatan. Misalnya, perawat, guru, sekretaris, pekerja ritel, atau penyedia layanan penitipan anak. Meski demikian tak sedikit laki-laki yang menjadi perawat dan guru, karena profesi tersebut mengutamakan standar kualifikasi.
3. Green collar
Seperti namanya, pekerjaan green collar yang melibatkan pada keberlanjutan dan konservasi lingkungan. Mereka adalah conservation scientist, renewable energy technician, environmental engineer, food systems specialist, dan climate change project manager.
4. Gold collar
Gold collar mengacu pada pekerja yang memiliki keterampilan dan gaji tinggi yang sering kali memerlukan pendidikan tingkat lanjut dan/atau keahlian terspesialisasi, seperti dokter syaraf, notaris, dan analis keuangan.
5. Grey collar
Pekerjaan grey collar seperti kombinasi dari white dan blue collar. Ini ialah pekerjaan administratif, stategis, sekaligus manual, seperti manajer proyek–lulusan teknik sipil–yang harus bekerja di kantor dan proyek konstruksi.
6. Purple collar
Purple collar hampir sama seperti grey collar, tetapi perbedaannya adalah pekerjaan ini memerlukan kombinasi keterampilan kerah biru dan kerah putih, sering kali di bidang teknis dan bersifat langsung atau mengharuskan pekerja memiliki gelar, lisensi, atau sertifikasi khusus. Misalnya, IT infrastructure specialist yang harus mendesain kebutuhan infrastruktur hingga mengelola sistem penyimpanan data yang ada di luar kantor.
7. Orange collar
Pekerjaan orange collar berhubungan dengan industri pemasyarakatan, seperti petugas atau administrator lembaga pemasyarakatan. Oranye mengacu pada warna baju yang dikenakan oleh narapidana.
8. Red collar
Red collar identik dengan staf yang bekerja di pemerintahan. Pekerjaan kerah merah sering dikaitkan dengan peran birokrasi atau administratif, seperti aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
9. Yellow collar
Seniman, desainer busana, sineas, penulis novel atau naskah film, dan musisi adalah contoh dari pekerja kerah kuning. Pekerjaan mereka berhubungan dengan proses kreatif atau artistik. Istilah ini juga merujuk kepada mereka yang bekerja di digital agency yang menggunakan keterampilan teknis sekaligus kreativitas dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Anda termasuk pekerja kerah warna apa? Mana yang lebih baik? Apa pun peran atau fungsi kerjanya, pekerjaan tersebut dapat mendukung pertumbuhan profesional dan personal, sehingga Anda mengeluarkan versi terbaik dari diri Anda.
Kunjungi laman ini, jika Anda memerlukan informasi mengenai peluang baru yang datang dari berbagai industri.